Pada kali ini, aku akan membagikan postingan yg lain dr biasanya, tentang sebuah penyakit yang bernama Autoimun. Sudah hampir 2 tahun aku mengidap penyakit itu. Autoimun banyak jenisnya, salah satunya seperti RA (rheumatoid arthritis) yg aku punya saat ini. Awalnya aku gatau apa itu autoimun, bahkan gak kepikiran sama sekali akan menjadi salah satu penderitanya. Berawal dari tubuh yg lelah dan pikiran yang stress, sedikitnya "me time", serta faktor-faktor lainnya. Awalnya aku merasa, lelah yg aku alami biasa aja, hanya lelah biasa. Gejala awal yg aku alami adalah bintik hitam di tangan kiri yang entah kenapa membuat tulang tangan kiriku sakit bukan main, bahkan memegang pulpen saja sakit sekali, aku mengabaikannya karena ku pikir aku hanya lelah biasa dan otakku menanggapinya dengan lebay. Gejala selanjutnya adalah sakit tulangku menjalar hingga sikut kiri, aku masih tetap abaikan. Selama seminggu, sakit tulang menjalar ke tangan kanan, sikut kanan, dan kaki kanan. Sakit yang di kaki kananku ini luar biasa, membuatku terpincang-pincang apalagi saat naik turun tangga. Aku tetap mengabaikannya sambil meminum obat pereda nyeri dan tetap melakukan aktifitas pekerjaanku sebagai fashion designer di sebuah perusahaan retail seperti biasa. Naik turun tangga betul2 menyiksa kakiku, setiap langkah naik ataupun turun membuatku ingin menangis, rasanya pengen bgt gak naik turun tangga untuk seminggu tapi takut dibilang lebay. Ya, saat itu yang aku pikirkan aku harus mengalah dengan persepsi org lain tentang aku, jadi aku harus mengabaikan nyeri tulang ini. Sampai pada hari itu, aku menjadi salah seorang yg diutus untuk datang ke bazaar yg diadakan perusahaan tempatku bekerja. Saat itu aku merasa badanku sudah sangat lemah sekali, demamku tak turun, seluruh tulang tangan dan kakiku sakit bukan main, dan pagi hari sebelum berangkat ke bazaar kaki kananku benjol memerah dibagian tulang kering (waktu itu kupikir aku menendang sesuatu saat tertidur), sudah separah itu aku tetap mengabaikannya hanya karena kewajibanku datang ke bazaar dan hati gak enak sama teman2 kantor yang lain. Sudah sampai di bazaar, kaki kananku makin tidak karuan, tapi aku menyembunyikan rasa sakitku dan mencoba berinteraksi dengan para customer dan teman kantorku seperti biasa. Pulang malam hari dan besoknya harus berangkat pagi lagi karena bazaarnya 3 hari. Keesokan paginya kaki kananku sudah hampir lumpuh, jalanku pincang tapi tetap aku paksakan ke bazaar (karena posisiku disitu anak baru dan gamau di cap jd pemalas). Dengan keadaan kaki kanan sudah hampir lumpuh dan pincang, aku tetap berdiri tangguh di bazaar, sampai akhirnya aku down di sore hari. Ternyata benjolan di kaki kananku merupakan pembuluh darah yang sudah bocor dan membeku. Aku langsung pulang di sore hari dab ke dokter keesokan harinya. Aku mengunjungi 3 rumah sakit ternama di Bekasi ditemani keluargaku, hanya untuk tau apa sebenarnya penyakitku. Tes darah, uji lab, suntik, dan segala macam rupa aku lalui sampai aku merasa sangat lelah dan ingin menyerah hidup saja, karena kedua kakiku sudah lumpuh total dan aku harus memakai kursi roda kemana-mana. Belum lagi melihat mama papaku yang sepertinya kelelahan dengan penyakitku. Sampai beberapa hari kemudian, aku di diagnosis terkena Autoimun, sebuah penyakit yang akan bersarang bertahun-tahun bahkan seumur hidup di tubuh inangnya. Hmmm.. aku yg awalnya asing dengan nama penyakit itu mulai browsing2, sampai akhirnya makin stress dan kakiku makin mati rasa. Setelah aku didiagnosis terkena autoimun, aku haeus uji lab, tes darah, dll lagi untuk mengetahuin jenis autoimunku, karena ada banyak sekali jenis. Awalnya aku di diagnosis sudah sampai tahap lupus (dengar2 dr suster, lupus itu sudah autoimun yang paling mengerikan krn sudah menyerang kulit), tp ternyata aku belum sampai ke tahap itu, beruntungnya diriku datang ke dokter lebih cepat. Aku di diagnosis terkena Autoimun jenis RA, autoimun jenis ini menyerang tulamg dan persendian secara terus menerus sampai tulang dan sendi itu rusak dan tidak bisa digunakan (lumpuh total), mengerikan ya? Satu2nya cara menghindari kelumpuhan total itu adalah, aku harus meminum obat seumur hidupku (obat terpahit yang pernah aku minum). Pernah sesekali aku malas minum obat, sakit tulang bukan main itu datang lagi dan membuatku insecure dengan usia hidupku. Kini aku sudah hampir 2 tahun, berhenti berjalan minum obat, karena terkadang aku kasihan sama ginjalku yang harus bekerja lebih ekstra dari biasanya. Terkadang, kalau autoimunku sedang rewel, kalian sentuh saja tulang sendiku, rasanta sudah seperti dipukul palu bagiku. Memang lebay, karena tidak banyak orang yang merasakannya. Tapi alu tidak amu terlihat lebay, walaupun aku sudah drop, aku tetap mencoba tersenyum dan mensugestikan bahwa diriku tidak apa-apa. Aku juga harus mencoba mengalah pada lingkungan sekitar apabila aku kelelahan dan tetap harus bekerja agar tidak dibilang lebay (walaupun rasanya tulangku seperti mau copot). Btw, salah satu penyebab autoimun kambuh adalah kelelahan akut dan stress. Kalau kalian bisa bekerja 12 jam sehari, penderita autoimun hanya mampu 6 jam saja, selebihnya dr itu, sendi2 akan terasa dipukul2 dengan palu, belum lagi otak penderita autoimun lebih negatif vibes (karena insecure dengan penyakit sendiri). So, kalo kalian bertemu seseorang yg menderita penyakit autoimun seperti aku, jangan diremehkan ya kalo baru jalab bentar udah capek, cukup dimengerti aja, kalau kami tidak sesehat tubuh kalian, tenaga kami tidak sebagus tenaga kalian, sudah dimengerti saja senang sekali. Btw, support aku untuk tetap sembuh dr autoimun adalah keluarga, pacar, dan sahabat2ku, karena kata dokterku, salah satu faktor penyembuh auotimun adalah menjadi bahagia, soooo semangat untuk tetap bahagia 💕🌸
Pernah nggak?
Pernah nggak, kamu merindukan seseorang yang baru sebentar kamu kenali..
Baru sebentar kamu ajak bicara..
Baru sebentar merasakan kehadirannya..
Aku pernah..
Tiba-tiba saja perasaan itu datang, seseorang yang sebentar itu, aku ingin merasakan bertemu dengannya lagi..
Bersenda gurau bersamanyaa..
Menyenangkan..
Dia membuatku bisa tertawa dan menangis dalam satu waktu ketika berbicara dengannya..
Tangis saat itu bukan tentang apa-apa, tapi tentang keharuan karena dipertemukan dengan manusia baik..
Sekarang aku rindu, dia sedang apa ya?
Andai waktu bisa di putar, aku akan terus menerus tak mengabaikannya saat ia berbicara dan mengajakku bercanda..
Sepertinya.. Dia akan menjadi sahabat yang baik bagiku..
Semoga saja, dimanapun dia berada, hidupnya akan selalu penuh keberkahan dan senantiasa bahagia..