Cute Bow Tie Hearts Blinking Blue and Pink Pointer

Hallo 2020! ❤❤❤

Hallo 2020 !! udah berapa tahun ya aku gak buka blogger aku iniiii.. sampe terharu dulu aku jago banget nulis puisi (sekarang juga kayaknya masih sihhh). Tahun 2020 ini benar-benar tahun penuh dengan suka cita lho buat hidup aku, aku bertemu "my other half" dan menikah dengannyaaa hehehe. Tapi tahun ini juga jadi tahun yang penuh duka cita untuk semua manusia di bumi karena pandemic covid 19 :(( sudah berbulan-bulan stay at home rasanya bosan juga.. padahal banyak banget planning aku di tahun 2020 ini dan mungkin hampir semua orang juga begitu. BTW, aku mau rajin nulis blog lagi, mungkin aku akan masukan rekomendasi fashion, skincare dan makeup di blog aku. Deg-degan sih takut gak ada yang bacaa hehe, tapi begtu aku liat trafic blog aku, banyak juga yang suka mampir dan baca, padahal blog aku isinya tulisan melankolis saat aku masih pubertas dulu. Terimakasih untuk semua orang yg sudah mampir-mampir, next aku akan posting lagi sesuatu yang menarik seputar hal favorit cewe2 hehe, see ya!

Hidup Dengan Autoimun

Pada kali ini, aku akan membagikan postingan yg lain dr biasanya, tentang sebuah penyakit yang bernama Autoimun. Sudah hampir 2 tahun aku mengidap penyakit itu. Autoimun banyak jenisnya, salah satunya seperti RA (rheumatoid arthritis) yg aku punya saat ini. Awalnya aku gatau apa itu autoimun, bahkan gak kepikiran sama sekali akan menjadi salah satu penderitanya. Berawal dari tubuh yg lelah dan pikiran yang stress, sedikitnya "me time", serta faktor-faktor lainnya. Awalnya aku merasa, lelah yg aku alami biasa aja, hanya lelah biasa. Gejala awal yg aku alami adalah bintik hitam di tangan kiri yang entah kenapa membuat tulang tangan kiriku sakit bukan main, bahkan memegang pulpen saja sakit sekali, aku mengabaikannya karena ku pikir aku hanya lelah biasa dan otakku menanggapinya dengan lebay. Gejala selanjutnya adalah sakit tulangku menjalar hingga sikut kiri, aku masih tetap abaikan. Selama seminggu, sakit tulang menjalar ke tangan kanan, sikut kanan, dan kaki kanan. Sakit yang di kaki kananku ini luar biasa, membuatku terpincang-pincang apalagi saat naik turun tangga. Aku tetap mengabaikannya sambil meminum obat pereda nyeri dan tetap melakukan aktifitas pekerjaanku sebagai fashion designer di sebuah perusahaan retail seperti biasa. Naik turun tangga betul2 menyiksa kakiku, setiap langkah naik ataupun turun membuatku ingin menangis, rasanya pengen bgt gak naik turun tangga untuk seminggu tapi takut dibilang lebay. Ya, saat itu yang aku pikirkan aku harus mengalah dengan persepsi org lain tentang aku, jadi aku harus mengabaikan nyeri tulang ini. Sampai pada hari itu, aku menjadi salah seorang yg diutus untuk datang ke bazaar yg diadakan perusahaan tempatku bekerja. Saat itu aku merasa badanku sudah sangat lemah sekali, demamku tak turun, seluruh tulang tangan dan kakiku sakit bukan main, dan pagi hari sebelum berangkat ke bazaar kaki kananku benjol memerah dibagian tulang kering (waktu itu kupikir aku menendang sesuatu saat tertidur), sudah separah itu aku tetap mengabaikannya hanya karena kewajibanku datang ke bazaar dan hati gak enak sama teman2 kantor yang lain. Sudah sampai di bazaar, kaki kananku makin tidak karuan, tapi aku menyembunyikan rasa sakitku dan mencoba berinteraksi dengan para customer dan teman kantorku seperti biasa. Pulang malam hari dan besoknya harus berangkat pagi lagi karena bazaarnya 3 hari. Keesokan paginya kaki kananku sudah hampir lumpuh, jalanku pincang tapi tetap aku paksakan ke bazaar (karena posisiku disitu anak baru dan gamau di cap jd pemalas). Dengan keadaan kaki kanan sudah hampir lumpuh dan pincang, aku tetap berdiri tangguh di bazaar, sampai akhirnya aku down di sore hari. Ternyata benjolan di kaki kananku merupakan pembuluh darah yang sudah bocor dan membeku. Aku langsung pulang di sore hari dab ke dokter keesokan harinya. Aku mengunjungi 3 rumah sakit ternama di Bekasi ditemani keluargaku, hanya untuk tau apa sebenarnya penyakitku. Tes darah, uji lab, suntik, dan segala macam rupa aku lalui sampai aku merasa sangat lelah dan ingin menyerah hidup saja, karena kedua kakiku sudah lumpuh total dan aku harus memakai kursi roda kemana-mana. Belum lagi melihat mama papaku yang sepertinya kelelahan dengan penyakitku. Sampai beberapa hari kemudian, aku di diagnosis terkena Autoimun, sebuah penyakit yang akan bersarang bertahun-tahun bahkan seumur hidup di tubuh inangnya. Hmmm.. aku yg awalnya asing dengan nama penyakit itu mulai browsing2, sampai akhirnya makin stress dan kakiku makin mati rasa. Setelah aku didiagnosis terkena autoimun, aku haeus uji lab, tes darah, dll lagi untuk mengetahuin jenis autoimunku, karena ada banyak sekali jenis. Awalnya aku di diagnosis sudah sampai tahap lupus (dengar2 dr suster, lupus itu sudah autoimun yang paling mengerikan krn sudah menyerang kulit), tp ternyata aku belum sampai ke tahap itu, beruntungnya diriku datang ke dokter lebih cepat. Aku di diagnosis terkena Autoimun jenis RA, autoimun jenis ini menyerang tulamg dan persendian secara terus menerus sampai tulang dan sendi itu rusak dan tidak bisa digunakan (lumpuh total), mengerikan ya? Satu2nya cara menghindari kelumpuhan total itu adalah, aku harus meminum obat seumur hidupku (obat terpahit yang pernah aku minum). Pernah sesekali aku malas minum obat, sakit tulang bukan main itu datang lagi dan membuatku insecure dengan usia hidupku. Kini aku sudah hampir 2 tahun, berhenti berjalan minum obat, karena terkadang aku kasihan sama ginjalku yang harus bekerja lebih ekstra dari biasanya. Terkadang, kalau autoimunku sedang rewel, kalian sentuh saja tulang sendiku, rasanta sudah seperti dipukul palu bagiku. Memang lebay, karena tidak banyak orang yang merasakannya. Tapi alu tidak amu terlihat lebay, walaupun aku sudah drop, aku tetap mencoba tersenyum dan mensugestikan bahwa diriku tidak apa-apa. Aku juga harus mencoba mengalah pada lingkungan sekitar apabila aku kelelahan dan tetap harus bekerja agar tidak dibilang lebay (walaupun rasanya tulangku seperti mau copot). Btw, salah satu penyebab autoimun kambuh adalah kelelahan akut dan stress. Kalau kalian bisa bekerja 12 jam sehari, penderita autoimun hanya mampu 6 jam saja, selebihnya dr itu, sendi2 akan terasa dipukul2 dengan palu, belum lagi otak penderita autoimun lebih negatif vibes (karena insecure dengan penyakit sendiri). So, kalo kalian bertemu seseorang yg menderita penyakit autoimun seperti aku, jangan diremehkan ya kalo baru jalab bentar udah capek, cukup dimengerti aja, kalau kami tidak sesehat tubuh kalian, tenaga kami tidak sebagus tenaga kalian, sudah dimengerti saja senang sekali. Btw, support aku untuk tetap sembuh dr autoimun adalah keluarga, pacar, dan sahabat2ku, karena kata dokterku, salah satu faktor penyembuh auotimun adalah menjadi bahagia, soooo semangat untuk tetap bahagia 💕🌸

Pernah nggak?

Pernah nggak, kamu merindukan seseorang yang baru sebentar kamu kenali..
Baru sebentar kamu ajak bicara..
Baru sebentar merasakan kehadirannya..
Aku pernah..
Tiba-tiba saja perasaan itu datang, seseorang yang sebentar itu, aku ingin merasakan bertemu dengannya lagi..
Bersenda gurau bersamanyaa..
Menyenangkan..
Dia membuatku bisa tertawa dan menangis dalam satu waktu ketika berbicara dengannya..
Tangis saat itu bukan tentang apa-apa, tapi tentang keharuan karena dipertemukan dengan manusia baik..
Sekarang aku rindu, dia sedang apa ya?
Andai waktu bisa di putar, aku akan terus menerus tak mengabaikannya saat ia berbicara dan mengajakku bercanda..
Sepertinya.. Dia akan menjadi sahabat yang baik bagiku..
Semoga saja, dimanapun dia berada, hidupnya akan selalu penuh keberkahan dan senantiasa bahagia..

Berkali-kali

Dulu, aku suka sendirian.
Menetapkan hatiku dengan kesenangan yang kubuat sendiri.
Mengukir hariku seorang diri.
Berjalan dibawah langit langit, sendiri.
Sampai akhirnya sebuah keraguan menghampiriku yang senang menyendiri.
Seorang teman yang datang dan membuatku bosan sendiri.
Yang membuatku ragu, berkali-kali.
Yang membuatku berfikir, berkali-kali.
Yang membuatku khawatir, berkali-kali.
Yang membuatku tersenyum, berkali-kali.
Yang membuatku jatuh cinta, berkali-kali.
Hingga aku bukan lagi penyendiri.
Sebut dia, Danny. Teman baruku, teman hidupku yang datang seorang diri, dan membuatku kagum padanya berkali-kali :)

Gerimis yang Aku Rindukan



Gerimis ini membawaku pada masa yang kini aku rindukan
Saat aku dan kamu sama merasakan bahwa hawa dingin ini sejajar dengan kehangatan
Angin dan hujan berdampingan penuh suka
Daun yang bertemu tanah terasa begitu romantis dan menghentikan waktu kita
Aku ingat, saat senyuman itu menyapaku untuk pertama kalinya
Aku ingat, kalimat pertama yang lahir diantara pertemuan kita
Tanah liat menjadi basah dan bersaksi bahwa roda waktu yang kita jalani kala itu begitu menyenangkan
Saat semua orang berlari berteduh, dan kamu tersenyum dikejauhan menyapaku
Kamu menyapaku…
Dan aku yang terduduk, hanya merasa bahwa disana, di tempat itu hanya ada aku, dan kamu yang.. menyapaku…
Saat ini, gerimis yang datang tidak sama hangatnya
Membawa air mata yang tidak mengenal kata romantis dan bahagia
Air mata yang berbaris pada kesedihan didepannya
Air mata yang menghentikan hasrat untuk berharap, bahwa dunia masih ada, masih berputar, namun tak lagi sama

Hujan Kala Itu



Hujan seperti senyawa yang membuat hatiku meradang rindu, entah siapa yang benar benar di rindu. Masa lalu ? atau kamu ? mungkin lebih tepatnya kenangan kenangan di masa lalu bersamamu. Aku ingat ketika hujan turun waktu itu, kita tertawa dibawa payung yang sama dan berkata bahwa hawa dingin saat itu takkan melupakan hati kita dari kehangatan. Kehangatan.. ya yang aku ingat hanya sedikit, namun aku masih bisa merasakannya.
Waktu itu dan saat ini, semua telah banyak berubah, hujan kembali datang dan aku melewatinya tanpa kamu, tanpa teman berteduh dibawah payung yang sama, tanpa kehangatan yang sama. Terkadang ingin menangis, tapi tak pernah bisa. Sepertinya jatiku telah lupa bahwa aku masih memiliki air mata, atau mungkin air mata yang lelah untuk memilikiku. Karena seberapa sering aku terus bersamanya belakangan ini, membuatnya harus membuat jarak antara aku dan bahagia sampai lelah dan pergi menjauh sama sepertimu.
Terkadang juga aku merasa bodoh, entah bodoh karena sempat mengenalmu, atau bodoh karena mencoba melupakanmu dan menerima takdir yang baru. Aku tak tahu.
Ketika kamu pergi, banyak yang ingin bersamaku, menanyakan segala hal yang sama sepertimu saat dulu kau memilihku, namun bagiku rasanya tak sama. Karena itu bukan kamu. Mungkin kamu akan merasa aku sedang bersedih saat menulis ini, tapi kenyataannya aku hanya diam dan terlalu banyak berfikir.
Kamu dan janjimu seperti lubang yang masih ada dan membekas membuat luka. Membuatku merasa bahwa aku memang benar-benar bodoh sampai hilang arah. Ya.. aku hilang arah, karena kebiasaanku bersamamu, kebiasaanmu disisiku, kebiasaanmu menentukan arah dimana aku. Semua itu membuatku terus merasa entah dimana.
Aku ingin pulang, ke jalan dimana aku tak ingat itu, tak ingat kamu. Tapi jalannya terlalu jauh. Ya.. kamu yang membawaku terlalu jauh, sampai aku lupa dimana aku dahulu, seperti apa tawa bahagiaku, bagaimana obsesi dalam diriku, siapa aku.

Aku dan Waktu



Andaikan, waktu adalah bunga yang bermekaran di musim semi, pastilah akan kusiram setiap hari agar ia terus bersamaku. Disampingku dengan penuh suka cita dan kebersamaan. Andaikan, waktu bisa diajak untuk berakrab penuh kehangatan, aku ingin merasuki seluruhnya dan kembali kapanpun aku menginginkannya. Andaikan, waktu tak diciptakan dalam hal yang dipenuhi logika, aku ingin saat bermimpi dan berkhayal adalah bagian dari kenyataan yang indah. Pasir dan awan berjarak cukup jauh, andaikan waktu adalah sahabat karib, aku ingin membuatnya sebagai jembatan yang penuh kebahagiaan. Kebahagiaan yang tak akan sanggup dituliskan dalam selembar kertas kosong dan tak bisa digambarkan sebanyak buih dalam alam semesta raya. Andaikan, waktu tak sebegitu rumit.. aku ingin mengubah kisah yang begitu rumit menjadi sederhana. Namun… waktu tetaplah waktu, ia memiliki dirinya, ia memiliki caranya, ia hidup dalam dunia. Menciptakan ruang, jarak, dan berbagai hal mustahil yang tak bisa dilewati tanpa bersamanya. Hampa dan kosong mungkin akan berubah menjadi arah kemana harus melanjutkan langkah, merubah segala susah menjadi suka, merubah hal yang nyata menjadi hal yang begitu sederhana. Namun itu hanyalah sebuah andai yang aku ciptakan dalam ilusi waktu, saat ini waktu sedang memperhatikanku ketika aku menulis banyak tentangnya seraya berkata, bahwa ia ada disini bersamaku untuk menemani setiap ketikan dari jemariku atas dirinya.

Dalam Mimpi Kita

Aku mencintaimu seperti banyaknya pasir di sisi pantai..
Aku mencintaimu seperti buih yang berenang dalam lautan..
Aku mencintaimu yang terus hadir dalam mimpi-mimpi ku, entah kenapa kamu hadir. Apa kamu punya alasan untuk itu ?
Kita hadir dalam bumi yang sama, namun hati kita tak sepenuhnya sama.
Mungkin aku yang begitu perasa, sehingga perhatian kecilmu amat begitu terasa, terukir dan membatu dalam batinku.
Kita sama punya hati, namun besar hati kita tak sama, kita sama tahu apa itu pena, namun cara menulis kita tak sama.
Aku yang tak tahu siapa kamu, berani datang dan pergi tanpa bisa mengatakan apa isi dalam benakku.
Mungkin kamu menyadarinya, namun kamu mengabaikannya, pura-pura tak tahu dan pura-pura tak melihatku.
Tapi percayalah, hati yang dahulu pernah bertemu, akan saling menatap karena ada sisi yang erat terikat.
Mungkin kamu akan cepat lupa, namun aku pun juga akan tua, tapi tentang kita ? Siapa yang akan menulisnya.
Begitu esok tiba, mungkin kita akan sama tak ingat, tapi takdir Tuhan dalam mimpi, akan mengingatkan kita akan sosok yang pernah ada... ada dalam bayangan mata kita. Satu sama lain❤

Akhir

Mungkin ini yang terakhir, pertemuan yang sudah di titik akhir. Bila aku awan mendung yang penuh ketidakteraturan, kamu mungkin adalah hujan yang hadir membuatku penuh keteraturan.
bila aku adalah tanah lapang yang begitu hampa, mungkin kamu adalah tumbuhan hijau yang mengisi harinya.
Kadang kita hanya melihat apa yg kita ingin lihat, tanpa tahu bagaimana gelora rasa didalam ruang hatinya.
Mungkin kamu bukan yang terbaik, tapi aku terjebak dengan kesan bahwa kamu sudah baik.