Cute Bow Tie Hearts Blinking Blue and Pink Pointer

Dalam Mimpi Kita

Aku mencintaimu seperti banyaknya pasir di sisi pantai..
Aku mencintaimu seperti buih yang berenang dalam lautan..
Aku mencintaimu yang terus hadir dalam mimpi-mimpi ku, entah kenapa kamu hadir. Apa kamu punya alasan untuk itu ?
Kita hadir dalam bumi yang sama, namun hati kita tak sepenuhnya sama.
Mungkin aku yang begitu perasa, sehingga perhatian kecilmu amat begitu terasa, terukir dan membatu dalam batinku.
Kita sama punya hati, namun besar hati kita tak sama, kita sama tahu apa itu pena, namun cara menulis kita tak sama.
Aku yang tak tahu siapa kamu, berani datang dan pergi tanpa bisa mengatakan apa isi dalam benakku.
Mungkin kamu menyadarinya, namun kamu mengabaikannya, pura-pura tak tahu dan pura-pura tak melihatku.
Tapi percayalah, hati yang dahulu pernah bertemu, akan saling menatap karena ada sisi yang erat terikat.
Mungkin kamu akan cepat lupa, namun aku pun juga akan tua, tapi tentang kita ? Siapa yang akan menulisnya.
Begitu esok tiba, mungkin kita akan sama tak ingat, tapi takdir Tuhan dalam mimpi, akan mengingatkan kita akan sosok yang pernah ada... ada dalam bayangan mata kita. Satu sama lain❤

Akhir

Mungkin ini yang terakhir, pertemuan yang sudah di titik akhir. Bila aku awan mendung yang penuh ketidakteraturan, kamu mungkin adalah hujan yang hadir membuatku penuh keteraturan.
bila aku adalah tanah lapang yang begitu hampa, mungkin kamu adalah tumbuhan hijau yang mengisi harinya.
Kadang kita hanya melihat apa yg kita ingin lihat, tanpa tahu bagaimana gelora rasa didalam ruang hatinya.
Mungkin kamu bukan yang terbaik, tapi aku terjebak dengan kesan bahwa kamu sudah baik.

Tuhan dan Cinta

Cinta... ia datang dan pergi seperti musim gugur yang menjatuhkan irama, membuatnya tersudut di ujung tanah ujung kehidupan.
Bersiul ciptakan beribu nada dan kata, membuat kita tersenyum seperti tak ada duka dan ragu.
Cinta yang lama tumbuh dibawah cinta yang baru, begitu sampai dengan tumbuhnya cinta yang lebih baru.
Matamu, mata itu.. ah.. sudahlah, aku tak sanggup bercerita dalam sebuah kata, kata yang akan menghilang dalam noda asmara.
Dewasa ini aku mengerti bahwa memiliki itu tidak baik sampai ada ikatan, tapi bukan berarti aku ataupun kita tak boleh memilikinya, memiliki cinta.
Karena Tuhan ciptakan bumi dengan cinta, Tuhan ciptakan manusia dengan cinta, Tuhan ciptakan semut dengan cinta, sungguh Tuhan yang maha dengan cinta. Yang telah membagi cintaNya dalam hati kita.
Dalam raga aku, kamu, dia, mereka, kita, semua tesirat cinta, sebagian mengerti dan sebagian memendam rasa. Seperti aku yang memendam dirimu dalam relung hati yang paling jauh, sejauh aku mengenalmu dan jatuh cinta padamu. Begitulah...❤

Sajak

Ingin aku lukiskan hangatnya hati, bersama bayangan yang mulai memudar dengan jiwa yang teduh.
Ingin aku putar segala hal dalam asa dalam gelombang waktu yang penuh warna.
Bersama doa dalam angkasa, menahan titik yang tak bersandar kepada apapun.. kepada siapapun.
Rindu telah dingin, jarak pun mulai membangun dinding. Aku , kamu , kita , siapa yang ingat ?
Hal yang belum dimengerti pun akan pergi, hal yang belum pernah usai, belum pernah berawal.
Bagaimana ini menjadi cerita, bila tak ada rasa yang menjulang ingin bercerita. Tak ada kita, takkan ada pendengar setia.
Bagaimana jejak bisa menjadi jarak ? Bila tanah belum pernah kita pijak.
Ini bukan sekedar sajak, aku mencoba menyampaikan lara yang masih terdiam.

Langkah Kelabu

Mungkinkah itu takdir yang membawa langkahku kepadamu ? Yang dekat untuk jauh dan bertemu dalam relung dunia ini, begitu luas.. tapi bertemu. Seperti langkah kaki kelabu awan bersama angin, seperti langkah cahaya matahari menuju dedaunan, langkah yang mendekatkan diri kita. Kadang aku menebak tahu, kadang aku memang benar tak tahu. Tapi sorot mata itu terus berkata rindu aku. Mungkin yang sedikit itu jadi banyak ? Ya itu rasa didalam asa. Banyak langkah-langkah lain yang mengantri, tapi segalanya terus membawaku duduk bersamamu. Indah ? Tentu saja jiwaku merasa tentram. Apa ini cinta ? Aku tak tahu sampai aku rasakan nyaman. Aku ingin gapai, tapi aku coba biarkan. Karena aku ingin lebih banyak tahu, dan semakin aku tahu.. rasa itu semakin menggebu.

Pertemuan

Kita yang tadinya tidak saling mengenal, dibawa Tuhan pada sebuah pertemuan. Jalan yang membawa kita pada takdir yang mungkin tak pernah kita duga. Sebuah perasaan, perasaan yang membawa kita untuk saling menemukan. Mungkin ini cara indahNya mempertemukan, seperti angin segar yang menggebu dalam paru paru kita, menyejukkan hati yang teritidur lelap karena kesendirian. Namun masih ada jarak, ya jarak itu membuat jalan panjang yang harus kita lewati bersama kunci yang akan saling membukakan hati kita. Mungkin ini takdir yang tak akan pernah berakhir, atau hanya klise dalam singkat kehidupan, kita sama tak tahu tapi yang pasti aku ingin terus berjalan sampai ujung agar aku lekas tahu. Bila ini yang disebut jodoh, mungkin Tuhan sedang senang mendengar doa dalam sujud kita.

Untuk Jiwa

Wahai langit yang luas, sisakan aku ruang untuk terbang dan merebah. Aku ingin berebut udara segar seperti burung yang yang bebas dan penuh sukacita. Aku ingin melebur seperti kelopak bunga yang menari bertebaran dalam dunia. Bicara banyak tentang alam, tak akan habis seperti daun-daun yang berjatuhan dan menyatu dengan tanah Tuhan. Bicara tentang alam, tak akan habis seluas hati yang tak ada batas isinya. Seperti pasir yang menyapu tanah pantai dan bertemu dengan airnya, seperti luas hati yang bertemu dengan kasih. Aku ingin bertebaran di udara dan terbebas dari bayangan tentang dunia, aku ingin hinggap pada bunga, dan pulang dalam bayangan sore senja. Aku tak ingin terlelap lagi saat malam indah menyuguhkan jutaan bintang untuk kunikmati. Aku ingin melihat embun menjadi jutaan air yang terjun kepada muara. Selamat terjaga untuk jiwa, semoga mimpi tak terhingga mengetuk tidur panjangnya ❤

Meradang Rindu



Seperti huruf yang berbaris untuk sebuah kata dan kalimat, seperti itu cinta berbaris menciptakan rindu.
Cinta dan rindu, satu hal yang semakin terasa bila jiwa terenyuh dalam asa penuh sunyi.
Kamu yang menyepi seperti malam, dan menjadi tiang untuk keadaan yang belum berpihak pada diri.
Duri dalam waktu semakin membuat sakit dan membuka setiap helaian lembaran hati yang tak siap.
Setiap sudut yang menyambungkan angan yang hampa, mimpi yang tak ada, kita yang belum pernah ada.
Ya.. kata kita yang belum atau tak pernah ada, namun rindu menciptakan angan yang terus bercerita.
Jarak hati yang belum terhitung jumlahnya, akan kuterka untuk menyembuhkan rindu yang meradang.
Bersiaplah, aku akan datang dan mengatakan “hai” dalam singkat pertemuan yang sudah aku bayangkan sejak kemarin malam.
Dan aku akan merangkai doa yang sempurna agar hari pertemuan itu dikabulkan Tuhan.

Ruang Hati



Selamat datang untuk senja jenuh yang kian hadir tak mereda , selamat datang untuk aku dalam dunia yang masih sama.
Kemarin kita sempat bertemu dan bertatap mata, namun hati kita sudah berbeda, entah karena waktu yang mengubahnya atau takdir indah yang sudah tak merindukan diri kita.
Perasaanku terus bernyanyi dalam ruang hati yang hidup tanpa gembira, demi syukur aku terus mencoba bahagia dengan melukis bibir yang tertawa.
Keyakinan terus menata hidupku, dan semakin sadar dia hanya masalalu.
Setiap hembusan nafas yang mengalir dengan doa-doa rahasia, menjadi kawan kedua setelah bayangan diri.
Tuhan.. bila ini sebuah hal yang akan indah pada waktunya, kuatkan hati untuk selalu tegar melawan udara yang terus menciptakan sedih dan hujan air mata.
Hilangkan keliru yang telah lama membalut jiwa yang terluka, biarkan hampa merasuk dan menciptakan sebuah titik penuh suka tanpa duka.
Semoga takdir yang aku pijak membawa irama cinta yang lebih indah, semoga segala hal yang aku rasakan dalam ruang hati yang dahulu menjadi pengalaman sebelum mengulang resah.
Selamat pergi aku yang belum paham banyak untuk cinta, selamat pergi untuk senja jenuh  yang selalu hadir dalam kata.

Perasaan Ini



Mengerti tentang perasan ini bahkan aku tak mampu, seperti kamu yang berjalan perlahan.. menyusuri perjalanan panjang hidupku, bersama lembutnya kelambu langit yang menemani, indah tak ternilai begitulah yang aku tahu..

Kamu.. yang menjadi sinar yang begitu hangat.. menjadi angin sejuk yang begitu menyenangkan.. bersamamu membuatku tak ingin tahu lebih tentang dunia ini, karena cukup bersamamu terciptalah duniaku..

Terkadang.. alunan emosi membawaku pada titik dimana aku hanya menjadi rangkaian kehampaan, seorang diri menelan kisah yang tak ingin ku pijaki..

Sulit terliang dalam keadaan yang tak mengerti seperti apa inginku, seperti apa doaku.. aku yang hanya ingin bersamamu terus dikalahkan oleh keadaan yang lebih hebat dayanya..

Menjadi sebuah tulisan tak ternilai, dan tersimpan dalam hati selamanya, mungkin itu kamu yang aku tahu..

Namun setidaknya, ada bayanganmu yang menemaniku menulis hari panjangku, menulis kisah yang dulu sempat ada..



Aku disini masih terduduk sendiri dan hidup dalam kebosanan tanpa kamu.........

Kadang Aku Harus Meninggalkan Cinta Ini Sementara



Kadang aku harus meninggalkan cinta ini sementara. Entah karena aku sudah tak cinta atau aku sudah tak sanggup. Seorang wanita yang menjaga cintanya sendirian akan sulit bertahan bila arusnya sederas air yang terjun ke laut. Matahari juga begitu, kadang meninggalkan langit dan langit menjadi malam bersama bulan. Walaupun dengan sosok yang berbeda, setidaknya langit masih ada dan tetap menjadi langit. Sekuat apapun tenaga yang kupunya, aku tetap hanyalah manusia biasa yang terkadang tak bisa mendera luka berat sendirian, aku butuh seseorang yang kini tak ada. Kamu yang dulu menghabiskan banyak senja denganku, kini mungkin menghabiskannya dengan seseorang yang lebih mencintaimu. Aku ingat, saat terucap kalimat menggelikan yang membuat kita tertawa sampai meneteskan air mata, cerita-cerita aneh yang kau buat selalu terliang saat aku sendiri dan butuh waktu senggang untuk bercanda dengan hati. Merindu yang tak kunjung menepi kusimpan sendiri, dengan tersenyum aku menganggap semua itu hanyalah angan yang pernah menjadi mimpi. Doaku membuatku kuat dan terbiasa menyebrangi ratusan hari tanpa dirimu dan cintamu. Walau kadang dalam rincian doa itu kuselipkan namamu dalam sujud panjangku, atau dalam benak saat aku merebahkan lelahku. Mataku terus membayangkan dirimu, entah itu didalam udara bebas saat aku melamun riang atau saat aku berjalan sendirian.
Karena dirimu membuatku mengerti sejauh apa aku harus menjaga cintaku.
Saat aku merasa haus akan keinginananku untuk tetap bersamamu, aku meminum ramuan yang kubuat sendiri, ramuan rasa sabar yang penuh dengan ketahanan yang mungkin kini lebih manis dari gula dalam secangkir tehku. Aku membuatnya saat aku merasa dunia ini begitu membuatku mengantuk karena detik-detiknya yang menjenuhkan ragaku. Rasanya terkadang rohku ingin keluar dari tubuh dan melayang-layang diudara untuk tau seperti apa terbang dan menghampirimu tanpa ketahuan, atau menjadi debu yang terjatuh dipundakmu dan menetap disana selamanya. Saat aku sadar kamu dan bebanku mempunyai berat yang sama, aku menyerah untuk menjagamu dan pergi sementara menuju dunia yang mengharuskanku berlari didalamnya. Ini bukan selamat tinggal, tapi aku ingin sekedar mengucapkannya, untukmu dan kenangan kita.
Dewi Koemala,

Cintaku Menggila dan Penuh Rasa Pilu





Aku hanya wanita dengan ego penuh mencintaimu, punya rasa yang utuh seperti manisnya gulali merah muda. Langitmu begitu biru mengundangku untuk selalu ingin disampingmu. Bumiku yang sudah rapuh iri dengan tanaman hijaumu. Kadang musim gugur tak sedingin yang kita kira, disana aku ingin jalan berdua denganmu.. melihat angsa dan burung bangau bermain air dipinggir kolam. Indah kehidupanku sudah ada dalam genggamanmu, aku percaya bahwa kelak kamu akan mengerti tentang hujan yang membawa pelangi. Aku belajar tentang memiliki perasaan indah yang harus kujaga, sepolos udara yang bergeming diam di sekitar kita. Mungkin kamu tak akan mengerti kenapa ada orang bodoh seperti diriku yang terus tersenyum tanpa tau perasaanmu, mungkin aku tak lagi tau bagaimana berjalan dengan kedua kaki ketika sendiri. Berkat kamu aku tau lelahnya perjalanan jauh tanpa berkeluh, lambat beriringan dengan air yang mengalir dan kisah merdu yang bernyanyi dalam pikiran kita. Aku dan kamu tak tahu apa yang sedang terjadi, tapi aku tetap menari mengikuti irama perasaan cintaku padamu. Aku tak kenal lelah sejak itu, dan aku tak mau tau seperti apa sosok diriku dalam benakmu. Yang aku tau, aku hanya ingin berlari dalam kesan yang sempurna hingga takkan pernah pahit sepahit sisa-sisa kisah. Menggebu-gebu asaku bicara, lihat langkahmu yang menjiplak di tanah. Kadang ingin ku ambil dan ku koleksi sendiri dikamar mungilku, untuk hiasan yang takkan pernah ada habisnya, namun aku takut kamu menggangapku wanita yang aneh sehingga kamu akan menjauh dari pintuku. Angin menggoyahkan semua, cinta, rasa, bahagia.. entah apa itu bahagia.. apakah rasa itu seperti saat aku merasa terlindungi dibalik tubuhmu yang berjalan didepanku, atau seperti saat aku bermimpi kamu terlelap dalam kalbu yang hangat dan wangi. Cahaya cahaya kecil redup terbenam dalam senja kita, namun aku ingin tetap bersemangat seperti pagi.


Cinta tak membutuhkan alasan untuk mencinta. Karena sejak aku melihat matamu, dia datang dan menggila.


Seputih bola salju yang belum pernah kulihat, aku mengiringi setiap sajak yang berdiri dalam gelap yang menerang. Aku melihat kamu berdiri disana dengan wajah yang penuh kesedihan. Aku ingin datang dan memelukmu dalam batin yang merindu, namun kuurungkan niat karena kurasa kamu ingin berdua dengan nafasmu saja. Aku membisu dibalik tembok yang menghalangi kita, melihat air mata yang entah milik siapa terjatuh dan membasahi pipimu. Aku punya sapu tangan , tapi aku takut seratnya mengasar dan membuatmu semakin terluka, akupun tetap membisu. Kadang aku berfikir hadirku sia-sia dan aku pergi menjauh sementara. Tak bicara sepatah kata denganmu membuatku hampir gila dan tak tertidur saat gulita menjelma. Suara-suara seram tak menakutiku setakut aku melihatmu terdiam tak berarti. Ragaku jenuh namun perasaanku tetap menari dan berdegup dengan kilat. Aku tak mengerti hingga bosan dan terlelap. Hawamu membuatku ingin menggenggam tanganmu dan memberikan hatiku yang cukup indah padamu, menggantikan hatimu yang telah jatuh entah dimana. Aku ingin datang sebagai orang yang spesial dan menetap dihatimu, menyimpul pita indah atas harimu yang membuat rasamu tersipu penuh cinta saat mengingat sosok aku yang penuh dengan makna.


Dan aku tersadar bahwa aku jatuh cinta dengan orang yang membuat hidupku seperti di negeri dongeng.

Dewi Koemala..

Kamu Sebuah Alasan



Hitam malam menggelapkan angkasa jiwa ini
Aku berdiri dan mencari kata
Dimana dulu kamu membuatnya hidup dan berkalimat nyata
Mungkin terik terik hati telah memudar
Terlalu lama mencari.. terlalu lama menunggu
Kamu tahu itu, tapi kamu tak mau tahu
Langit hati resah dan membuat mendung yang tak kian menyudah
Cukupkan, tapi aku masih tak mampu
Setiap detiknya masih terus tersita sia-sia
Melenyapkan kalbu tentang dirimu dari hati begitu sulitnya
Membuatkanku alasan untuk resah dalam bahagia yang setitik
Kamu.. mencintai kamu bahkan hanya sedetik
Tapi melupakanmu penuh susah berbayang rintik
Aku harap kamu begitu, seperti aku
Yang sampai sekarang tak tahu harus melakukan apa tentang udara cinta dalam rasa ini
Mendayu mendayu.. menepi dan menerjang
Seperti pantai,  aku berlari menjauh namun pesona  ombakmu sekian senang mengejarku
Berembun, hati berembun karena pagimu
Dingin, sedingin butiran cahaya yang membeku
Sakit, sesakit hati yang membatu karena menunggu
Kamu.. sampai kapan kamu tinggal dalam asaku?

Buat kamu, dari aku.. yang mencintaimu tanpa kamu tahu :)